Minggu, 30 September 2012

proposal skripsi

perbandingan pendapatan petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur


BAB I.
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Negara  Indonesia dikenal dengan negara agraris, artinya pertanian masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian negara. Sektor pertanian sekarang ini masih menjadi sektor utama pembangunan nasional karena peranannya dalam penyediaan pangan, bahan baku industri, pakan dan energi, penyediaan lapangan kerja serta sumber devisa. Meskipun pembangunan pertanian selama ini dilakukan dengan maksimal, namun masih ada saja hambatan-hambatan atau masalah-masalah terutama kaitannya dengan perubahan lingkungan atau iklim global yang semakin dinamis.
Menurut Balai Informasi Pertanian NTB bahwa pelaksana pembangunan pertanian adalah petani. Peran serta masyarakat di pedesaan yang umumnya memiliki mata pencaharian di sektor pertanian (petani) sangat strategis dalam menunjang keberhasilan pembangunan pertanian. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan petani harus terus ditingkatkan sehingga para petani dapat melakukan pengelolaan usahatani lebih baik dan lebih lanjut dapat meningkatkan kesejahteraannya juga dapat memperlancar proses pembangunan khususnya pembangunan pertanian.
Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian melalui transformasi teknologi baik yang bersifat teknis maupun non teknis diperlukan suatu organisasi yang dapat diandalkan sebagai wadah dalam rangka transformasi inovasi, kegiatan-kegiatan pembinaan, penyuluhan serta bantuan-bantuan kepada petani seperti pinjaman lunak atau kredit usahatani untuk mengatasi persoalan permodalan.
Kelompok tani merupakan suatu organisasi yang terdiri dari petani-petani yang memiliki kesamaan pandangan dan kebutuhan dapat digunakan sebagai wadah dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan pembinaan kelompok tani terhadap petani dapat memotivasi dan memfasilitasi petani untuk mengembangkan uasaha taninya, oleh karena itu peranan kelompok tani yang berupa kegiatan-kegiatan dalam memotivasi dan memfasilitasi petani sangat dibutuhkan, guna lebih terarahnya usaha yang dilakukan petani dalam rangka merubah dan meningkatkan pendapatan usaha taninya.
Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan petani dan kesempatan kerja sektor pertanian, meningkatkan ekspor non migas, mendukung sektor industri, menjaga kelestarian sumberdaya alam  dan lingkungan serta meningkatkan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi. Untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh melalui empat usaha pokok, yaitu : (1) intensifikasi (2) ekstensifikasi (3) diversifikasi (4) rehabilitasi (BP3K Kecamatan Suela).
Kegitan intensifikasi terutama untuk komoditi tanaman pangan dan holtikultura dilaksanakan para petani dilahan sawah dan lahan kering dengan penerapan tehnologi pasca panen yang belum sepenuhnya sesuai anjuran. Sementara itu, kegiatan ekstensifikasi pertanian yang sudah dilaksanakan berupa kegiatan percetakan sawah secara swadaya di beberapa desa yang memiliki potensi lahan kering atau tegalan yang cukup luas. Selanjutnya, untuk  kegiatan diversifikasi pertanian maka upaya-upaya yang telah dilaksanakan adalah mengembangkan pola tanam ganda (tumpang sari) antara komoditi tanaman pangan, jagung, kacang tanah, kacang hijau dan lain-lain, dengan tanaman kehutanan atau tanaman perkebunan di lahan-lahan kering yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan keadaan social ekonomi petani setempat dengan memberikan bantuan sarana produksi dan bimbingan tehnis. Untuk kegiatan rehabilitasi pada intinya adalah penghijauan dimaksudkan untuk memperbaiki kembali tata guna air tanah bagi upaya peningkatan produksi dengan cara penanaman tanaman penghijauan pada lahan kering atau tegalan dan lahan kritis.
Sejalan dengan dilaksanakannya usaha-usaha pokok tersebut di atas peranan kelompok tani sangat penting dan setrategis, baik kelompok tani sebagai unit produksi, usaha kerja sama maupun tempat belajar. Oleh karena itu kelompok tani dibina dengan sungguh-sungguh agar dapat memberikan dukungan terhadap pelestarian swasembada  beras dan pencapaian swasembada pangan umumnya.
Kelompok tani sebagai unit produksi kelas belajar dan wahana berorganisasi bagi petani, telah terbukti dapat meningkatkan partisipasi para petani dalam setiap kegiatan pembangunan pertanian. Meskipun dalam perakteknya kebanyakan anggota hanya dilibatkan sebagai anggota yang terdaftar nama­nya, diajak berkumpul, diberi ma­sukan kemudian diberi uang jalan pengganti transpor dan uang saku sekadarnya. Sayang­nya pada setiap acara dan pertemuan, tanda tangan keha­diran dan uang saku selalu menjadi hal yang utama. Subs­tansi pertemuan dan tujuan pem­bangunan menjadi nomor dua.
Perkembangan ini telah merubah perilaku kebanyakan petani menjadi manja dan selalu mendambakan bantuan dan uang saku atau uang transpor. Hal ini menyebabkan kualitas sumber daya manusia tidak bergerak menjadi lebih baik dan lebih maju, maju cara berpikir dan maju berperilaku. Saat ini lebih banyak petani yang mau berkumpul bila dijanjikan akan diberi uang saku, dan tidak banyak yang mau berkumpul karena merasa ada yang akan diperolehnya pada pertemuan itu, yaitu ilmu pengetahuan dan keterampilan baru untuk mem­perbaiki kinerja dan kehidupan mereka akan tetapi sebaliknya banyak petani yang tidak mau berkumpul jika tidak dijanjikan akan mendapat imbalan. Sehingga mengakibatkan adanya dari masyarakat petani yang keluar dari kelompok tani.
Perkembangan kelembagaan petani di Kecamatan Suela tercermin dari dinamika kelompok (klasifikasi aktif, semi aktif, atau tidak aktif). Di Kecamatan Suela pada tahun 2011 terdapat 98 kelompok tani dengan jumlah anggota 5776 orang petani dan luas areal kelompok 3703 hektar (BP3K  Kecamatan Suela).
Di Desa Suela pada tahun 2011 terdapat 13 kelompok tani dengan jumlah anggota 991 orang dengan luas lahan 547 ha (BP4K Kabupaten Lombok Timur, 2012). Sedangkan pada tahun 2012 di Desa Suela terdapat 12 kelompok tani, hal ini lebih jelas disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel.1.1.    Perkembangan Kelompok Tani Di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur Dirinci per Dusun, Tahun 2011.
No
Dusun
Nama Kelompok
Jumlah Anggota
Ketua kontak tani
1

Cempaka

Kopang 1
33
A.  Sena
Grenggengan
48
A.  Sena
Lemor baru
64
A.  Hernawati
Hidup baru
69
H.  Nasuhun
Cempaka putih
38
A.  Nep
Fajar menyingsing
130
A.  Sriwarni
2
Suela daya
Ingin bahagia
136
H.  Nanang
Tanah uji
67
H.  Jaelani
3
Suela lauq
Tampiasih
49
H.  Umar.  sh
Ingin maju
115
A.  Baehan
4
Bilakembar
Smangat patuh
118
H.  Sabri
Urat genteng
59
H.  Tahir
Jumlah

926

Sumber : Data Primer Diolah dan BP4K Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012
            Dari Tabel 1.1, menunjukkan bahwa Dusun Cempaka memiliki jumlah kelompok tani yang paling banyak yaitu 6 kelompok dengan jumlah anggota 382 orang, sedangkan Dusun yang lainnya memiliki 2 kelompok yang dimana Dusun Suela Daya dengan jumlah anggota terbanyak kedua setelah Dusun Cempaka dengan jumlah anggota 203 orang dan Dusun Bilakembar dengan jumlah anggota 177 orang sedangkan Dusun Suela Lauq memiliki jumlah anggota yang paling sedikit dibandingkan dengan Dusun yang lainnya yaitu sebanyak 164 orang.
Di Desa Suela telah terjadi penurunan jumlah kelompok tani yang dimana pada tahun 2011 berjumlah 13 kelompok dengan jumlah anggota 991 orang menjadi 12 kelompok dengan jumlah anggota 926 dan ini terjadi pada tahun 2012,  dan dari keseluruhan jumlah penduduk Desa Suela yang bermata pencaharian disektor pertanian tidak semuanya masuk menjadi anggota kelompok tani, hal ini dapat kita lihat dari Tabel 1.2 :
Tabel 1. 2.  Jumlah Petani yang Masuk dan Tidak Masuk Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur Dirinci per Dusun, Tahun 2012.
No
Dusun
Petani yang Masuk Kelompok Tani
(orang)
Petani yang Tidak Masuk Kelompok Tani (orang)
Total Petani di Desa Suela
(orang)
1
Suela Daya
232
0
232
2
Suela Lauq
95
20
115
3
Cempaka
239
21
260
4
Bila Kembar
66
13
79
Jumlah
632
54
686
Sumber : Data Primer diolah
Dari Tabel 1.2 menunjukkan banyaknya petani yang ada di setiap dusun di Desa Suela dan jumlah petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani dimana Dusun Cempaka memiliki jumlah petani yang paling banyak dibandingkan dengan dusun yang lainnya dengan jumlah petani 260 orang, dari 260 orang tersebut yang terdaftar menjadi anggota kelompok tani adalah sebanyak 239 orang dan tidak terdaftar atau belum masuk menjadi anggota kelompok tani adalah 21 orang sedangkan Dusun Suela Daya jumlah petani yang terdaftar menjadi anggota kelompok tani adalah semua petaninya sudah menjadi anggota kelompok tani yaitu sebanyak 232 orang dan Dusun Suela Lauq jumlah petani yang ada sebanyak 115 orang dengan jumlah petani yang masuk atau terdaftar menjadi anggota kelompok tani sebanyak 95 orang dan yang belum masuk atau belum terdaftar sebanyak 20 orang, dan Dusun Bilakembar dengan jumlah petani yang paling sedikit dibandingkan dengan Dusun yang lainnya yaitu sebanyak 66 orang yang masuk atau terdaftar menjadi anggota  kelompok tani, 13 orang yang belum masuk atau belum terdaftar menjadi anggota kelompok tani dan jumlah keseluruhan petani yang ada di Dusun Bilakembar sebanyak 79 orang.
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa terdapat beberapa manfaat adanya kelompok tani sebagai wadah di tingkat petani terutama dalam rangka transformsi inovasi. Beberapa manfaat adanya kelompok tani antara lain adalah: (1) Kelompok tani merupakan wadah belajar, mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani, sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera. (2)  Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. (3) Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas  (Peraturan menteri pertanian Nomor:273/Kpts/OT.160/4/2007). Dari beberapa manfaat adanya kelompok tani tersebut berimplikasi pada perubahan-perubahan aspek sosial ekonomi petani. Melalui wadah kelompok tani, transpormasi inovasi menjadi lebih lancar sehingga memungkinkan perbaikan pengelolaan petani dibandingkan tanpa adanya wadah kelompok tani.
Permasalahannya adalah: (1) apakah adanya kelompok tani benar-benar telah menjadi wadah (kelembagaan) yang efektif ditingkat petani?; (2) apakah petani yang menjadi anggota kelompok tani dapat melakukan pengelolaan usaha tani lebih baik dibandingkan dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompok tani?; (3) apakah produksi dan pendapatan petani yang menjadi kelompok lebih besar dibandingkan dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompok tani?; (4) apakah usaha tani pada petani yang menjadi anggota kelompok lebih efisien (efisiensi usaha tani) dibandingkan dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompok tani?; dan (5) apa saja masalah yang dihadapi petani dalam pelaksanaan usaha taninya.
Dalam rencana penelitian ini, yaitu untuk membandingkan pendapatan petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani difokuskan pada usaha tani padi sawah pada petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian yang berjudul: “Perbandingan Pendapatan Petani yang Masuk dan Tidak Masuk Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur”
1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
“Apakah ada perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahtani padi sawah) yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur”.
1.3.       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1.      Tujuan Penelitian
Tujuan rencana penelitian ini adalah:
1)        Untuk mengetahui perbandingan pendapatan petani (usaha tani padi sawah) yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.
2)        Untuk mengetahui motivasi petani(usahatani padi sawah) masuk kelompok tani dan alasan petani(usahtani padi sawah) tdak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamata Suela Kabupaten Lombok Timur;


1.3.2.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1)      Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai kebulatan study program strata satu (S-1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
2)      Sebagai bahan acuan dan informasi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian pada masalah yang sama.
3)      Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anggota kelompok tani dan masyarakat pada umumnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Budiarti tahun 2004 yang berjudul Analisis Perbedaan Tingkat Pendapatan Nelayan Anggota Dan Nelayan Bukan Anggota Proyek Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Desa Kuranji Kecamatan Labu Api Lombok Barat dengan menggunakan alat analisis NR=TR-TC (analisis pendapatan) yang kemudian diuji dengan t-tes untuk membandingkan rata-rata pendapatan nelayan yang anggota dan bukan anggota proyek pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di desa kuranji kecamatan labu api lombok barat, hasil dari penelitiannya mengatakan bahwa motivasi nelayan untuk menjadi anggota proyek PEMP dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : prolehan sarana kredit, sarana/alat-alat produksi, serta pembinaan dari proyek PEMP, sedangkan alasan nelayan tidak ataupun belum menjadi anggota proyek PEMP antara lain : kurangnya informasi mengenai proyek PEMP, memperoleh modal dari pihak lain/lembaga ekonomi lain, atau pemilik modal sendiri.
Didik Is’il (2005) dengan judul Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan Petani Tembakau Virginia Antara Pertani Binaan PT. Philip Morris Indonesia Dengan Dan Non Binaan Di Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Adapun variable-variabel yang diuji dalam penelitian ini meliputi biaya produksi, harga produksi, pendapatan kotor, dan pendapatan bersih dengan alat analisis NR = TR – TC dan untuk mengetahui peran PT. Philip moris Indonesia didalam meningkatan pendapatan petani tembakau digunakan alat analisis uji t-test dua beda rata-rata dengan uji dua sisi dimana kesimpulan yang didapatkan  bahwa rata-rata pendapatan petani binaan (Rp 15.496.700,3) lebih besar daripada petani non binaan (Rp 10.902. 854,9). Setelah diadakan pengujian statistik diketahui nilai t-hitung (3,956) lebih besar dari nilai t-tabel (2,000) yang berarti bahwa PT. Philip morris mempunyai peranan yang nyata dalam meningkatkan pendapatan petani tembakau Virginia di Kabupaten Lombok Timur.
Lalu Ahmad Hanafi yang melakukan penelitian pada tahun 2001 dengan judul Analisis Peranan Kelompok Tani Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Di Desa Dasan Baru Kecamatan Kopang, dengan mengunakan t-test untuk menguji data yang diperoleh, diolah dan di analisis secara kwantitatif dan kwalitatif, hasil penelitiannya mengatakan bahwa peranan kelompok tani sebagai motivator dan fasilitator sangat mempengaruhi tingkat pendapatan petani yang masuk kelompok tani setelah di uji dengan kesalahan 5% rata-rata tingakat pendapatan petani yang masuk kelompok tani sebesar Rp.9957400.
2.2. Landasan Teori
2.2.1.      Pengertian Petani dan Kelompok Tani
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut (Ir.Agustina Shinta, M.P:  2011: 40).
Kelompok tani adalah sekelompok petani yang terikat secara non formal atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama dan diketuai oleh seorang kontak  tani. Kelompok tani berfungsi sebagai satu kesatuan produksi serta sebagai wadah belajar berorganisasi dan kerja sama usaha tani.(Balai informasi Pertanian NTB, 1990).
Kelompok tani merupakan inti dari struktur komunkasi timbal balik antara penyuluh pertanian lapangan (PPL) dengan petani. Peranan utama yang  sangat penting dari kelompok tani adalah sebagai wadah hubungan antara sesama petani sendiri (dinas pertanian tanaman pangan NTB, 1992).
2.2.2.      Ilmu Usaha Tani dan Usaha Tani
Ilmu usaha tani adalah terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal (Ir.Agustina sinta, M.P,2011: 1)
Usaha tani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai usahawan yang mengorganisir lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang ditujukan pada produksi dalam lapangan pertanian, bias berdasarkan pada pencarian pendapatan maupun tidak. Sebagai usahawan dimana petani berhadapan dengan berbagai permasalahan yang perlu segera diputuskan. Salah satu permasalahan tersebut adalah apa yang harus ditanam petani agar nantinya usaha tersebut dapat memberikan hasil yang menguntungkan, dengan kata lain hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan (Ir.Agustina sinta, M.P,2011:75)   
2.2.3.      Teori Produksi
Pada dasarnya produksi adalah suatu hasil yang diperoleh akibat dari mengkombinasikan faktor-faktor produksi. Faktor produksi tersebut seperti modal, tanah, tenaga kerja dan lain-lain. Jumlah produksi  yang dihasilkan tergantung pada jumlah kombinasi berbagai faktor produksi yang digunakan.
Produksi merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan baik, sehingga merupakan komoditi yang diperdagangkan (Kartasapoetra, 1988).
Dalam kegiatan usahatani terdapat faktor produksi utama, berupa tanah, modal, tenaga kerja dan faktor produksi lainnya. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan tingkat produksi. Disamping luas tanah garapan, Kualitas tanah juga merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya produksi dan pendapatan yang dapat diperoleh. Tingkat produksi tanah antara lain dipengaruhi oleh kesuburan tanah yang bersangkutan, tingkat penerapan tekhnologi dan keterampilan petani (Arsyat, L :1986).
Faktor produksi yang mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi, termasuk dalam kegiatan uasaha tani adalah tenaga kerja. Tenaga kerja berfungsi sebagai pengkombinasi, pengatur dan berbagai kegiatan lainnya agar faktor produksi  lainnya bermanfaat (Arsyat, L :1986). Fakor produksi tenaga kerja terdiri dari dua unsur yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah yang diperlukan dapat dipenuhi dari tenaga kerja keluarga yang tersedia maupun dari luar keluarga.. kualitas yang mencirikan produktivitas tenaga kerja tergantung  dari keterampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan.
Petnai dalam mendapatankan tenaga kerja harus mengeluarkan upah, begitu juga dengan lahan perlu diperoleh  dengan mengeluarkan sewa tertentu (bagi petani yang memiliki lahan terbatas). Begitu juga dengan faktor produksi lainnya, sepetri bibit, pupuk dan lainnya diperlukan modal
Modal adalah suatu faktor produksi yang harus ada dalam suatu proses produksi, tanpa modal proses produksi tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani, modal mutlak diperlukan yang berasal dari petani sendiri maupun modal pinjaman (Mubyarto, 1996).
2.2.4.      Pendapatan Usaha Tani
Pendapatan merupakan tujuan akhir dari suatu usaha yang dilaksanakan atau dilakukan, dimana besar kecilnya pendapatan yang dicapai tergantung dari bidang usaha yang dilakukan, keterampilan tenaga kerja dan modal yang dimiliki.
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR = Y.P
Keuntungan usaha tani adalah selisih antara penerimaan total dengan semua biaya factor-faktor produksi, keberhasilan usaha tani dapat dilihat dari tingkat keuntungan usaha tani dengan kata lain tingkat pendapatan perish (NR), penerimaan total diperoleh dari produksi total dikalikan dengan harga, sedangkan biaya adalah total pengeluaran selama proses produksi.
Pendapatan yang diterima oleh petani dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diterima petani dari hasil penjualan produksi dikalikan harga satuan, sedangkan pendapatan bersih yaitu pendapatan kotor dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung.
2.2.5.      Biaya Dalam Usaha Tani
Biaya merupaka semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu dalam suatu proses produksi. Biaya yang dihitung disini adalah biaya yang betul-betul habis dipergunakan dalam satu periode tertentu dan tidak merupakan biaya yang harus dipergunakan untuk membeli barang modal (Mulyanto Sumardi, 1985).
Biaya dalam suatau unit usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu (Munandar,1999) :
1)      Biaya tetap merupakan biaya yang kuantitas nilainya tidak tergantung pada besar kecilnya atau tingginya nilai kegiatan produksi ataupun penjualan. Jadi biaya ini tidak terpengaruh dengan adanya produksi atau penjualan yang menurun atau meningkat, misalnya biaya penyusutan alat, biaya pajak, retribusi, biaya overhead.
2)      Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada kegiatan produksi atau penjualan. Jadi biaya ini merupakan biaya yang terpengaruh secara langsung terhadap peningkatan atau penurunan penjualan. Biaya yang termasuk dalam biaya variabel antara lain biaya perbekalan (konsumsi, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja di luar rumah tangga).
Menurut Adi Wilaga (1982) biaya pengeluaran meliputi pengeluaran untuk sarana sprodi ( bibit, pupuk, pestisida ), pengeluaran untuk upah tenaga kerja luar rumah tangga dan pengeluaran pajak, bunga kredit dan penyusutan alat-alat pertanian.
Menurut Mubyarto (1984) biaya produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa uang tunai misalnya upah tenaga kerja luar keluarga dan biaya untuk membeli sarana produksi, biaya panen, sumbangan dan pajak yang dibayar dalam bentuk innatura.
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil adalah pengeluaran yaitu biaya pengorbanan yang dikeluarkan oleh para petani baik berupa biaya tetap ataupun biaya tidak tetap yang diigunakan untuk membiayai usaha taninya.
PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN

2.3. Kerangka Konseptual
PETANI
Usahatani
Masuk Kelompok
Tani
Tidak Masuk
Kelompok Tani
Biaya Usaha Tani

Analisis Perbandingan
Biaya Usahatani
Produksi
Produksi
Nilai Produksi
Analisis Perbandingan
Nilai Produksi

Pendapatan
Analisis Perbandingan
Pendapatan
 











2.4. Hipotesis
           Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Diduga ada perbedaan yang signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahtani padi sawah) yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.             Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif, metode yang dipakai dengan alasan untuk memecahkan masalah yang ada pada obyek penelitian.
Menurut Moh Nazir (1988:63) mengatakan bahwa suatu penelitian yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada sekarang atau penelitian deskriptif ini adalah penelitian sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu system pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang tujuannya untuk membuat suatu gambaran atau lukisan secara sistematis dan factual serta akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat dan hubungan antara fenomena yang diselidiki.
3.2.            Daerah Lokasi
Penelitian dilakukan di Desa Suela kecamatan Suela Lomok Timur. Dan dari empat dusun yang ada di Desa Suela ditentukan dua dusun sampel lokasi penelitian yaitu Dusun Cempaka dan Dusun Suela Lauq penentuan daerah ini secara purposive sampling, yaitu lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa dusun tersebut memiliki jumlah petani yang tidak masuk kelompok tani terbanyak di Desa Suela dibandingkan dengan dusun yang lainnya.


3.3.Penentuan Responden
Dari dua dusun sampel(Dusun Cempaka dan Dusun Suela Lauq) diketahui usahatani(usahatani padi sawah) dilakukan pada luas lahan yang berbeda-beda sehingga penentuan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan atau kelas-kelas tertentu, (Sumardi Suryabrata, 1982:82).
Pada rencana penelitian ini strata sampel dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.       Strata I untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan lahan 0,50 ha.
b.      Strata II untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan lahan antara 0,51-1,00 ha.
c.       Strata III untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan lahan 1,00 ha.
Karena pada penelitian ini menggunakan stratified random sampling dimana masing-masing lapisan strata memiliki jumlah sampel yang sama sehingga jumlah sampel petani ditentukan sebanyak 5% diambil dari jumlah populasi untuk setiap strata, lebih jelasnya lihat tabel 3.1.


Tabel 3.1: Jumlah Sampel Menurut Luas Lahan Garapan di Desa Suela
No
Dusun
Populasi
sampel
Kelompok tani
Non kelompok tani
Kelompok tani
Non kelompok tani
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
1
Suela Lauq
57
34
4
13
6
1
4
3
4
2
1
1
2
Cempaka
187
46
6
6
7
8
10
3
1
1
1
1


Jumlah
244
80
10
19
13
9
14
6
5
3
2
2
334
41
25
7
375
32
 Sumber: Kadus Suela Lauq dan Kadus Cempaka diolah
Berdasarkan Tabel 3.1 diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 orang petani yang terdiri dari 25 orang yang masuk kelompok tani dan 7 orang yang tidak masuk kelompok tani. Selanjutnya untuk mendapatkan petani yang menjadi responden baik pada petani yang masuk dan tidak masuk kelomppok tani dilakukan secara insidental sampling.
3.4.Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi langsung ke lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun susuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan data sekunder diperlukan untuk menunjang data primer yang diperoleh dari PPL, studi kepustakaan, lembaga-lembaga atau instansi- instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang mendukung penelitian ini.


3.5.             Teknik Pengumpulan Data
 Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah kuesioner, adalah sebuah daftar pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan setiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesa (M. Nazir 1983:245).
3.6.            Jenis Dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a.    Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari responden yang meliputi aktivitas-aktivitas kelompok tani beserta  program-program yang  dilakukan.
b.    Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Lembaga atau instansi tersebut antara lain; BKKBN, kantor kecamatan, kantor desa, kantor statistic dan lain-lain.
3.7.         Identifikasi Variable
Dalam mengidentifikasi variable yang ada dalam penelitian ini hanya dibatasi yaitu
a.       Usaha tani
b.      Kelompok tani
c.       Biaya produksi
d.      Nilai produksi atau penerimaan
e.      Pendapatan
f.        Hamabatan
3.8.         Definisi Operasional Variabel
1.      Menurut Mubyarto (1977), Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian.
2.      Kelompok tani adalah organisasi petani yang menjadi tempat timbal balik antara penyuluh pertanian dengan petani.
3.      Biaya produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu musim tanam yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
4.      Biaya tetap adalah biaya yang dibayarkan maupun yang tidak dibayarkan oleh petani untuk usahataninya dengan jumlah yang tetap berapapun hasil produksinya.
5.      Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk usahataninya dengan jumlah yang berubah-ubah tergantung jumlah produksinya.
6.      Nilai produksi atau penerimaan yang dimaksud dalam penelitian adalah jumlah produksi usahatani dikalikan dengan harga yang berlaku di tingkat petani dan dinyatakan dalam satuan berat (kwintal).
7.      Pendapatan adalah selisih antara penerimaan yang diperoleh petani dari usahataninya dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani tersebut.
8.      Hamabatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dalam usahataninya baik petani yang masuk kelompok tani maupun petani yang tidak masuk kelompok tani sehingga menyebabkan kurang optimalnya kegiatan usahatani petani.
3.9.         Metode Analisis Data
Untuk mengetahui pendapatan bersih yang diterima petani pada usaha taninya, dihitung dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan (Boediono,1986:93):
NR = TR – TC
dimana :
TR = P x Q
TC = TFC + TVC
Keterangan :
NR = Income (pendapatan) bersih yang diterima oleh petani yang masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelompok tani.
TR = Total revenue (total penerimaan), pendapatan kotor yang diterima oleh petani yang masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelomppk tani.
TC = Total cost (total biaya, terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap)
TC = TFC + TVC
            Dari rumus diatas, dapat diperoleh rumus sebagai berikut :
                        I  = (P. Q) – (TFC + TVC)


Keterangan :
P          = Price (harga)
Q         = Quantity (jumlah produksi)
TFC     = Total Fixed Cost (jumlah biaya tetap)
TVC    = Total Variabel Cost ( jumlah biaya tidak tetap)
Analisis statisik dengan menggunakan t- test
Rumus ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara pendapatan petani yang masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelompok tani.

X1 = pendapatan bersih rata-rata petani yang masuk kelompok tani
X2 = pendapatan bersih rata-rata petani yang belum masuk kelompok tani
n1 = jumlah petani pada usaha tani yang masuk kelompok tani
n2 = jumlah petani pada usaha tani yang tidak masuk kelompok tani
S = varian dari pendapatan petani yang masuk kelompok tani
S = varian dari pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani
Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
H0 : X1 ≤ X2 ; artinya rata-rata pendapatan petani yang masuk kelompok tani lebih kecil dan sama dengan petani yang tidak masuk kelompok tani.
Hi : X1 > X2 ; artinya rata-rata pendapatan petani yang masuk kelompok tani lebih besar dari petani yang tidak masuk kelompok tani.
Menentukan Level Of Significance (α) = 0,5 (5%)
Kriteria Pengujian

 



                                                               Daerah terima H0


                                                                                0                  t(α;n1+n2-2)

H0 diterima apabila t- hitung ≤ t- tabel
Ha diterima apabila t- hitung > t- table



Kesimpulan
Apabila t- hitung ≤ t- tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak artinya pendapatan petani yang masuk kelompok tani lebih kecil dan sama dengan pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani, dengan demikian hipotesa ditolak.
Apabila t- hitung > t- tabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya pendapatan petani yang masuk kelompok tani lebih besar dari petani yang tidak masuk kelompok tani.