perbandingan pendapatan petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
BAB
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara
Indonesia dikenal dengan negara agraris, artinya pertanian masih
memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian negara. Sektor pertanian
sekarang ini masih menjadi sektor utama pembangunan nasional karena peranannya
dalam penyediaan pangan, bahan baku industri, pakan dan energi, penyediaan
lapangan kerja serta sumber devisa. Meskipun pembangunan pertanian selama ini
dilakukan dengan maksimal, namun masih ada saja hambatan-hambatan atau
masalah-masalah terutama kaitannya dengan perubahan lingkungan atau iklim
global yang semakin dinamis.
Menurut Balai Informasi Pertanian NTB
bahwa pelaksana pembangunan pertanian adalah petani. Peran serta masyarakat di
pedesaan yang umumnya memiliki mata pencaharian di sektor pertanian (petani)
sangat strategis dalam menunjang keberhasilan pembangunan pertanian. Oleh
karena itu pengetahuan dan keterampilan petani harus terus ditingkatkan
sehingga para petani dapat melakukan pengelolaan usahatani lebih baik dan lebih
lanjut dapat meningkatkan kesejahteraannya juga dapat memperlancar proses
pembangunan khususnya pembangunan pertanian.
Untuk mewujudkan keberhasilan
pembangunan pertanian melalui transformasi teknologi baik yang bersifat teknis
maupun non teknis diperlukan suatu organisasi yang dapat diandalkan sebagai
wadah dalam rangka transformasi inovasi, kegiatan-kegiatan pembinaan,
penyuluhan serta bantuan-bantuan kepada petani seperti pinjaman lunak atau
kredit usahatani untuk mengatasi persoalan permodalan.
Kelompok tani merupakan suatu organisasi
yang terdiri dari petani-petani yang memiliki kesamaan pandangan dan kebutuhan
dapat digunakan sebagai wadah dalam mengembangkan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan pembinaan kelompok tani terhadap
petani dapat memotivasi dan memfasilitasi petani untuk mengembangkan uasaha
taninya, oleh karena itu peranan kelompok tani yang berupa kegiatan-kegiatan
dalam memotivasi dan memfasilitasi petani sangat dibutuhkan, guna lebih
terarahnya usaha yang dilakukan petani dalam rangka merubah dan meningkatkan
pendapatan usaha taninya.
Pembangunan pertanian bertujuan untuk
meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan petani dan kesempatan kerja
sektor pertanian, meningkatkan ekspor non migas, mendukung sektor industri, menjaga
kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan serta meningkatkan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh melalui empat usaha pokok, yaitu : (1)
intensifikasi (2) ekstensifikasi (3) diversifikasi (4) rehabilitasi (BP3K
Kecamatan Suela).
Kegitan intensifikasi terutama untuk
komoditi tanaman pangan dan holtikultura dilaksanakan para petani dilahan sawah
dan lahan kering dengan penerapan tehnologi pasca panen yang belum sepenuhnya
sesuai anjuran. Sementara itu, kegiatan ekstensifikasi pertanian yang sudah
dilaksanakan berupa kegiatan percetakan sawah secara swadaya di beberapa desa
yang memiliki potensi lahan kering atau tegalan yang cukup luas. Selanjutnya,
untuk kegiatan diversifikasi pertanian
maka upaya-upaya yang telah dilaksanakan adalah mengembangkan pola tanam ganda
(tumpang sari) antara komoditi tanaman pangan, jagung, kacang tanah, kacang
hijau dan lain-lain, dengan tanaman kehutanan atau tanaman perkebunan di
lahan-lahan kering yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan keadaan social
ekonomi petani setempat dengan memberikan bantuan sarana produksi dan bimbingan
tehnis. Untuk kegiatan rehabilitasi pada intinya adalah penghijauan dimaksudkan
untuk memperbaiki kembali tata guna air tanah bagi upaya peningkatan produksi
dengan cara penanaman tanaman penghijauan pada lahan kering atau tegalan dan
lahan kritis.
Sejalan dengan dilaksanakannya
usaha-usaha pokok tersebut di atas peranan kelompok tani sangat penting dan
setrategis, baik kelompok tani sebagai unit produksi, usaha kerja sama maupun
tempat belajar. Oleh karena itu kelompok tani dibina dengan sungguh-sungguh
agar dapat memberikan dukungan terhadap pelestarian swasembada beras dan pencapaian swasembada pangan
umumnya.
Kelompok tani
sebagai unit produksi kelas belajar dan wahana berorganisasi bagi petani, telah
terbukti dapat meningkatkan partisipasi para petani dalam setiap kegiatan
pembangunan pertanian. Meskipun dalam perakteknya kebanyakan anggota hanya
dilibatkan sebagai anggota yang terdaftar namanya, diajak berkumpul, diberi masukan
kemudian diberi uang jalan pengganti transpor dan uang saku sekadarnya. Sayangnya
pada setiap acara dan pertemuan, tanda tangan kehadiran dan uang saku selalu
menjadi hal yang utama. Substansi pertemuan dan tujuan pembangunan menjadi
nomor dua.
Perkembangan ini telah
merubah perilaku kebanyakan petani menjadi manja dan selalu mendambakan bantuan
dan uang saku atau uang transpor. Hal ini menyebabkan kualitas sumber daya
manusia tidak bergerak menjadi lebih baik dan lebih maju, maju cara berpikir
dan maju berperilaku. Saat ini lebih banyak petani yang mau berkumpul bila
dijanjikan akan diberi uang saku, dan tidak banyak yang mau berkumpul karena
merasa ada yang akan diperolehnya pada pertemuan itu, yaitu ilmu pengetahuan
dan keterampilan baru untuk memperbaiki kinerja dan kehidupan mereka akan
tetapi sebaliknya banyak petani yang tidak mau berkumpul jika tidak dijanjikan
akan mendapat imbalan. Sehingga mengakibatkan adanya dari masyarakat petani
yang keluar dari kelompok tani.
Perkembangan kelembagaan petani di
Kecamatan Suela tercermin dari dinamika kelompok (klasifikasi aktif, semi
aktif, atau tidak aktif). Di Kecamatan Suela pada tahun 2011 terdapat 98
kelompok tani dengan jumlah anggota 5776 orang petani dan luas areal kelompok
3703 hektar (BP3K Kecamatan Suela).
Di
Desa Suela pada tahun 2011 terdapat 13 kelompok tani dengan jumlah anggota 991
orang dengan luas lahan 547 ha (BP4K Kabupaten Lombok Timur, 2012). Sedangkan
pada tahun 2012 di Desa Suela terdapat 12 kelompok tani, hal ini lebih jelas
disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel.1.1. Perkembangan Kelompok Tani Di Desa Suela Kecamatan
Suela Kabupaten Lombok Timur Dirinci per Dusun, Tahun 2011.
No
|
Dusun
|
Nama Kelompok
|
Jumlah Anggota
|
Ketua kontak tani
|
1
|
Cempaka
|
Kopang
1
|
33
|
A. Sena
|
Grenggengan
|
48
|
A. Sena
|
||
Lemor
baru
|
64
|
A. Hernawati
|
||
Hidup
baru
|
69
|
H. Nasuhun
|
||
Cempaka
putih
|
38
|
A. Nep
|
||
Fajar
menyingsing
|
130
|
A. Sriwarni
|
||
2
|
Suela
daya
|
Ingin
bahagia
|
136
|
H. Nanang
|
Tanah
uji
|
67
|
H. Jaelani
|
||
3
|
Suela
lauq
|
Tampiasih
|
49
|
H. Umar.
sh
|
Ingin
maju
|
115
|
A. Baehan
|
||
4
|
Bilakembar
|
Smangat
patuh
|
118
|
H. Sabri
|
Urat
genteng
|
59
|
H. Tahir
|
||
Jumlah
|
|
926
|
|
Sumber :
Data Primer Diolah dan BP4K Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012
Dari Tabel 1.1, menunjukkan bahwa
Dusun Cempaka memiliki jumlah kelompok tani yang paling banyak yaitu 6 kelompok
dengan jumlah anggota 382 orang, sedangkan Dusun yang lainnya memiliki 2
kelompok yang dimana Dusun Suela Daya dengan jumlah anggota terbanyak kedua
setelah Dusun Cempaka dengan jumlah anggota 203 orang dan Dusun Bilakembar
dengan jumlah anggota 177 orang sedangkan Dusun Suela Lauq memiliki jumlah
anggota yang paling sedikit dibandingkan dengan Dusun yang lainnya yaitu
sebanyak 164 orang.
Di Desa Suela telah
terjadi penurunan jumlah kelompok tani yang dimana pada tahun 2011 berjumlah 13
kelompok dengan jumlah anggota 991 orang menjadi 12 kelompok dengan jumlah
anggota 926 dan ini terjadi pada tahun 2012,
dan dari keseluruhan jumlah penduduk Desa Suela yang bermata pencaharian
disektor pertanian tidak semuanya masuk menjadi anggota kelompok tani, hal ini
dapat kita lihat dari Tabel 1.2 :
Tabel
1. 2. Jumlah Petani yang Masuk dan Tidak
Masuk Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur
Dirinci per Dusun, Tahun 2012.
No
|
Dusun
|
Petani yang
Masuk Kelompok Tani
(orang)
|
Petani yang
Tidak Masuk Kelompok Tani (orang)
|
Total Petani di
Desa Suela
(orang)
|
1
|
Suela Daya
|
232
|
0
|
232
|
2
|
Suela Lauq
|
95
|
20
|
115
|
3
|
Cempaka
|
239
|
21
|
260
|
4
|
Bila Kembar
|
66
|
13
|
79
|
Jumlah
|
632
|
54
|
686
|
Sumber : Data
Primer diolah
Dari Tabel 1.2
menunjukkan banyaknya petani yang ada di setiap dusun di Desa Suela dan jumlah
petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani dimana Dusun Cempaka memiliki
jumlah petani yang paling banyak dibandingkan dengan dusun yang lainnya dengan
jumlah petani 260 orang, dari 260 orang tersebut yang terdaftar menjadi anggota
kelompok tani adalah sebanyak 239 orang dan tidak terdaftar atau belum masuk
menjadi anggota kelompok tani adalah 21 orang sedangkan Dusun Suela Daya jumlah
petani yang terdaftar menjadi anggota kelompok tani adalah semua petaninya
sudah menjadi anggota kelompok tani yaitu sebanyak 232 orang dan Dusun Suela
Lauq jumlah petani yang ada sebanyak 115 orang dengan jumlah petani yang masuk
atau terdaftar menjadi anggota kelompok tani sebanyak 95 orang dan yang belum
masuk atau belum terdaftar sebanyak 20 orang, dan Dusun Bilakembar dengan
jumlah petani yang paling sedikit dibandingkan dengan Dusun yang lainnya yaitu
sebanyak 66 orang yang masuk atau terdaftar menjadi anggota kelompok tani, 13 orang yang belum masuk atau
belum terdaftar menjadi anggota kelompok tani dan jumlah keseluruhan petani
yang ada di Dusun Bilakembar sebanyak 79 orang.
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa terdapat beberapa
manfaat adanya kelompok tani sebagai wadah di tingkat petani terutama dalam
rangka transformsi inovasi. Beberapa manfaat adanya kelompok tani antara lain
adalah: (1) Kelompok tani merupakan wadah
belajar, mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani,
sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan
yang lebih sejahtera. (2) Kelompok tani
merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam
kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama
ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. (3) Usahatani yang dilaksanakan oleh
masing-masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai
satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik
dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas (Peraturan menteri pertanian Nomor:273/Kpts/OT.160/4/2007). Dari beberapa manfaat adanya kelompok tani tersebut
berimplikasi pada perubahan-perubahan aspek sosial ekonomi petani. Melalui
wadah kelompok tani, transpormasi inovasi menjadi lebih lancar sehingga
memungkinkan perbaikan pengelolaan petani dibandingkan tanpa adanya wadah
kelompok tani.
Permasalahannya
adalah: (1) apakah adanya kelompok tani benar-benar telah menjadi wadah
(kelembagaan) yang efektif ditingkat petani?; (2) apakah petani yang menjadi
anggota kelompok tani dapat melakukan pengelolaan usaha tani lebih baik
dibandingkan dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompok tani?; (3)
apakah produksi dan pendapatan petani yang menjadi kelompok lebih besar dibandingkan
dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompok tani?; (4) apakah usaha tani
pada petani yang menjadi anggota kelompok lebih efisien (efisiensi usaha tani)
dibandingkan dengan petani yang tidak menjadi anggota kelompok tani?; dan (5)
apa saja masalah yang dihadapi petani dalam pelaksanaan usaha taninya.
Dalam rencana penelitian ini, yaitu
untuk membandingkan pendapatan petani yang masuk dan tidak masuk kelompok tani
difokuskan pada usaha tani padi sawah pada petani yang masuk dan tidak masuk
kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan di atas, maka dirasakan perlu untuk dilakukan
penelitian yang berjudul: “Perbandingan Pendapatan Petani yang Masuk dan Tidak
Masuk Kelompok Tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
“Apakah ada perbedaan yang
signifikan/berarti antara pendapatan petani (usahtani padi sawah) yang masuk
dan tidak masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok
Timur”.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan rencana penelitian ini
adalah:
1)
Untuk mengetahui perbandingan pendapatan
petani (usaha tani padi sawah) yang masuk dan tidak masuk kelompok tani di Desa
Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.
2)
Untuk mengetahui motivasi petani(usahatani
padi sawah) masuk kelompok tani dan alasan petani(usahtani padi sawah) tdak
masuk kelompok tani di Desa Suela Kecamata Suela Kabupaten Lombok Timur;
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1) Secara
akademik untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai kebulatan study
program strata satu (S-1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
2) Sebagai
bahan acuan dan informasi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian
pada masalah yang sama.
3) Secara
praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anggota
kelompok tani dan masyarakat pada umumnya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Budiarti
tahun 2004 yang berjudul Analisis Perbedaan Tingkat Pendapatan Nelayan Anggota
Dan Nelayan Bukan Anggota Proyek Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)
di Desa Kuranji Kecamatan Labu Api Lombok Barat dengan menggunakan alat
analisis NR=TR-TC (analisis pendapatan) yang kemudian diuji dengan t-tes untuk
membandingkan rata-rata pendapatan nelayan yang anggota dan bukan anggota
proyek pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di desa kuranji kecamatan labu
api lombok barat, hasil dari penelitiannya mengatakan bahwa motivasi nelayan
untuk menjadi anggota proyek PEMP dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
: prolehan sarana kredit, sarana/alat-alat produksi, serta pembinaan dari
proyek PEMP, sedangkan alasan nelayan tidak ataupun belum menjadi anggota
proyek PEMP antara lain : kurangnya informasi mengenai proyek PEMP, memperoleh
modal dari pihak lain/lembaga ekonomi lain, atau pemilik modal sendiri.
Didik
Is’il (2005) dengan judul Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan Petani
Tembakau Virginia Antara Pertani Binaan PT. Philip Morris Indonesia Dengan Dan
Non Binaan Di Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Adapun variable-variabel
yang diuji dalam penelitian ini meliputi biaya produksi, harga produksi,
pendapatan kotor, dan pendapatan bersih dengan alat analisis NR = TR – TC dan
untuk mengetahui peran PT. Philip moris Indonesia didalam meningkatan
pendapatan petani tembakau digunakan alat analisis uji t-test dua beda
rata-rata dengan uji dua sisi dimana kesimpulan yang didapatkan bahwa rata-rata pendapatan petani binaan (Rp
15.496.700,3) lebih besar daripada petani non binaan (Rp 10.902. 854,9).
Setelah diadakan pengujian statistik diketahui nilai t-hitung (3,956) lebih
besar dari nilai t-tabel (2,000) yang berarti bahwa PT. Philip morris mempunyai
peranan yang nyata dalam meningkatkan pendapatan petani tembakau Virginia di
Kabupaten Lombok Timur.
Lalu
Ahmad Hanafi yang melakukan penelitian pada tahun 2001 dengan judul Analisis
Peranan Kelompok Tani Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Di Desa Dasan Baru
Kecamatan Kopang, dengan mengunakan t-test untuk menguji data yang diperoleh,
diolah dan di analisis secara kwantitatif dan kwalitatif, hasil penelitiannya
mengatakan bahwa peranan kelompok tani sebagai motivator dan fasilitator sangat
mempengaruhi tingkat pendapatan petani yang masuk kelompok tani setelah di uji
dengan kesalahan 5% rata-rata tingakat pendapatan petani yang masuk kelompok
tani sebesar Rp.9957400.
2.2.
Landasan Teori
2.2.1.
Pengertian
Petani dan Kelompok Tani
Petani
adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau
keseluruhan kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang
meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut
(Ir.Agustina Shinta, M.P: 2011: 40).
Kelompok
tani adalah sekelompok petani yang terikat secara non formal atas dasar
keserasian dan kebutuhan bersama dan diketuai oleh seorang kontak tani. Kelompok tani berfungsi sebagai satu
kesatuan produksi serta sebagai wadah belajar berorganisasi dan kerja sama
usaha tani.(Balai informasi Pertanian NTB, 1990).
Kelompok
tani merupakan inti dari struktur komunkasi timbal balik antara penyuluh
pertanian lapangan (PPL) dengan petani. Peranan utama yang sangat penting dari kelompok tani adalah sebagai
wadah hubungan antara sesama petani sendiri (dinas pertanian tanaman pangan
NTB, 1992).
2.2.2.
Ilmu
Usaha Tani dan Usaha Tani
Ilmu
usaha tani adalah terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar
diperoleh hasil maksimal (Ir.Agustina sinta, M.P,2011: 1)
Usaha
tani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai usahawan yang
mengorganisir lahan atau tanah, tenaga kerja dan modal yang ditujukan pada
produksi dalam lapangan pertanian, bias berdasarkan pada pencarian pendapatan
maupun tidak. Sebagai usahawan dimana petani berhadapan dengan berbagai
permasalahan yang perlu segera diputuskan. Salah satu permasalahan tersebut
adalah apa yang harus ditanam petani agar nantinya usaha tersebut dapat
memberikan hasil yang menguntungkan, dengan kata lain hasil tersebut sesuai
dengan yang diharapkan (Ir.Agustina sinta, M.P,2011:75)
2.2.3.
Teori
Produksi
Pada dasarnya produksi
adalah suatu hasil yang diperoleh akibat dari mengkombinasikan faktor-faktor
produksi. Faktor produksi tersebut seperti modal, tanah, tenaga kerja dan
lain-lain. Jumlah produksi yang
dihasilkan tergantung pada jumlah kombinasi berbagai faktor produksi yang
digunakan.
Produksi
merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk
mewujudkan hasil yang terjamin kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan
baik, sehingga merupakan komoditi yang diperdagangkan (Kartasapoetra, 1988).
Dalam kegiatan
usahatani terdapat faktor produksi utama, berupa tanah, modal, tenaga kerja dan
faktor produksi lainnya. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan tingkat produksi. Disamping luas tanah garapan, Kualitas tanah juga
merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya produksi dan pendapatan yang
dapat diperoleh. Tingkat produksi tanah antara lain dipengaruhi oleh kesuburan
tanah yang bersangkutan, tingkat penerapan tekhnologi dan keterampilan petani
(Arsyat, L :1986).
Faktor produksi yang
mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi, termasuk dalam kegiatan uasaha tani
adalah tenaga kerja. Tenaga kerja berfungsi sebagai pengkombinasi, pengatur dan
berbagai kegiatan lainnya agar faktor produksi lainnya bermanfaat (Arsyat, L :1986). Fakor
produksi tenaga kerja terdiri dari dua unsur yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah
yang diperlukan dapat dipenuhi dari tenaga kerja keluarga yang tersedia maupun
dari luar keluarga.. kualitas yang mencirikan produktivitas tenaga kerja
tergantung dari keterampilan, kondisi
fisik, pengalaman dan latihan.
Petnai dalam mendapatankan
tenaga kerja harus mengeluarkan upah, begitu juga dengan lahan perlu
diperoleh dengan mengeluarkan sewa
tertentu (bagi petani yang memiliki lahan terbatas). Begitu juga dengan faktor
produksi lainnya, sepetri bibit, pupuk dan lainnya diperlukan modal
Modal
adalah suatu faktor produksi yang harus ada dalam suatu proses produksi, tanpa
modal proses produksi tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu untuk dapat
meningkatkan produksi dan pendapatan petani, modal mutlak diperlukan yang
berasal dari petani sendiri maupun modal pinjaman (Mubyarto, 1996).
2.2.4.
Pendapatan
Usaha Tani
Pendapatan
merupakan tujuan akhir dari suatu usaha yang dilaksanakan atau dilakukan,
dimana besar kecilnya pendapatan yang dicapai tergantung dari bidang usaha yang
dilakukan, keterampilan tenaga kerja dan modal yang dimiliki.
Penerimaan
usaha tani adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual,
secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR = Y.P
Keuntungan
usaha tani adalah selisih antara penerimaan total dengan semua biaya
factor-faktor produksi, keberhasilan usaha tani dapat dilihat dari tingkat
keuntungan usaha tani dengan kata lain tingkat pendapatan perish (NR),
penerimaan total diperoleh dari produksi total dikalikan dengan harga,
sedangkan biaya adalah total pengeluaran selama proses produksi.
Pendapatan
yang diterima oleh petani dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan kotor dan
pendapatan bersih. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diterima petani dari
hasil penjualan produksi dikalikan harga satuan, sedangkan pendapatan bersih
yaitu pendapatan kotor dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama
proses produksi berlangsung.
2.2.5.
Biaya
Dalam Usaha Tani
Biaya merupaka semua pengorbanan yang
dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu dalam suatu proses
produksi. Biaya yang dihitung disini adalah biaya yang betul-betul habis
dipergunakan dalam satu periode tertentu dan tidak merupakan biaya yang harus
dipergunakan untuk membeli barang modal (Mulyanto Sumardi, 1985).
Biaya
dalam suatau unit usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu (Munandar,1999) :
1) Biaya
tetap merupakan biaya yang kuantitas nilainya tidak tergantung pada besar
kecilnya atau tingginya nilai kegiatan produksi ataupun penjualan. Jadi biaya
ini tidak terpengaruh dengan adanya produksi atau penjualan yang menurun atau
meningkat, misalnya biaya penyusutan alat, biaya pajak, retribusi, biaya
overhead.
2) Biaya
variabel yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada kegiatan produksi atau
penjualan. Jadi biaya ini merupakan biaya yang terpengaruh secara langsung
terhadap peningkatan atau penurunan penjualan. Biaya yang termasuk dalam biaya
variabel antara lain biaya perbekalan (konsumsi, biaya bahan bakar, biaya
tenaga kerja di luar rumah tangga).
Menurut Adi Wilaga (1982) biaya pengeluaran
meliputi pengeluaran untuk sarana sprodi ( bibit, pupuk, pestisida ),
pengeluaran untuk upah tenaga kerja luar rumah tangga dan pengeluaran pajak,
bunga kredit dan penyusutan alat-alat pertanian.
Menurut Mubyarto (1984) biaya produksi
dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa uang tunai misalnya upah tenaga kerja
luar keluarga dan biaya untuk membeli sarana produksi, biaya panen, sumbangan
dan pajak yang dibayar dalam bentuk innatura.
Jadi
kesimpulan yang dapat kita ambil adalah pengeluaran yaitu biaya pengorbanan
yang dikeluarkan oleh para petani baik berupa biaya tetap ataupun biaya tidak
tetap yang diigunakan untuk membiayai usaha taninya.
PERBANDINGAN
TINGKAT PENDAPATAN
|
2.3. Kerangka Konseptual
PETANI
Usahatani
|
Masuk Kelompok
Tani
|
Tidak Masuk
Kelompok Tani
|
Biaya
Usaha Tani
|
Analisis
Perbandingan
|
Biaya Usahatani
|
Produksi
|
Produksi
|
Nilai
Produksi
|
Analisis
Perbandingan
|
Nilai
Produksi
|
Pendapatan
|
Analisis
Perbandingan
|
Pendapatan
|
2.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : “Diduga ada perbedaan yang signifikan/berarti antara
pendapatan petani (usahtani padi sawah) yang masuk dan tidak masuk kelompok
tani di Desa Suela Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode deskriptif, metode yang dipakai dengan alasan untuk memecahkan masalah
yang ada pada obyek penelitian.
Menurut Moh Nazir (1988:63) mengatakan bahwa suatu
penelitian yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada sekarang atau
penelitian deskriptif ini adalah penelitian sekelompok manusia, suatu obyek,
suatu kondisi, suatu system pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang yang tujuannya untuk membuat suatu gambaran atau lukisan secara
sistematis dan factual serta akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat dan
hubungan antara fenomena yang diselidiki.
3.2.
Daerah Lokasi
Penelitian dilakukan di Desa Suela kecamatan Suela
Lomok Timur. Dan dari empat dusun yang ada di Desa Suela ditentukan dua dusun
sampel lokasi penelitian yaitu Dusun Cempaka dan Dusun Suela Lauq penentuan
daerah ini secara purposive sampling, yaitu lokasi penelitian ditentukan secara
sengaja dengan pertimbangan bahwa dusun tersebut memiliki jumlah petani yang
tidak masuk kelompok tani terbanyak di Desa Suela dibandingkan dengan dusun
yang lainnya.
3.3.Penentuan
Responden
Dari dua dusun sampel(Dusun Cempaka dan Dusun Suela Lauq)
diketahui usahatani(usahatani padi sawah) dilakukan pada luas lahan yang
berbeda-beda sehingga penentuan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu sistem pengambilan sampel yang
dibagi menurut lapisan-lapisan atau
kelas-kelas tertentu, (Sumardi Suryabrata, 1982:82).
Pada rencana penelitian ini strata sampel
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.
Strata I
untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan
lahan ≤ 0,50 ha.
b.
Strata
II untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan
lahan antara 0,51-1,00 ha.
c.
Strata
III untuk petani yang masuk maupun tidak masuk kelompok tani dengan penguasaan
lahan ≥ 1,00 ha.
Karena pada penelitian ini menggunakan stratified random
sampling dimana masing-masing
lapisan strata memiliki jumlah sampel yang sama sehingga jumlah sampel petani ditentukan sebanyak 5%
diambil dari jumlah populasi untuk setiap strata, lebih jelasnya lihat tabel
3.1.
Tabel 3.1: Jumlah Sampel Menurut Luas Lahan Garapan di
Desa Suela
No
|
Dusun
|
Populasi
|
sampel
|
||||||||||
Kelompok tani
|
Non kelompok tani
|
Kelompok tani
|
Non kelompok tani
|
||||||||||
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Suela Lauq
|
57
|
34
|
4
|
13
|
6
|
1
|
4
|
3
|
4
|
2
|
1
|
1
|
2
|
Cempaka
|
187
|
46
|
6
|
6
|
7
|
8
|
10
|
3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Jumlah
|
244
|
80
|
10
|
19
|
13
|
9
|
14
|
6
|
5
|
3
|
2
|
2
|
|
334
|
41
|
25
|
7
|
||||||||||
375
|
32
|
Sumber: Kadus Suela Lauq
dan Kadus Cempaka diolah
Berdasarkan
Tabel 3.1 diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32
orang petani yang terdiri dari 25 orang yang masuk kelompok tani dan 7 orang
yang tidak masuk kelompok tani. Selanjutnya untuk mendapatkan petani yang
menjadi responden baik pada petani yang masuk dan tidak masuk kelomppok tani
dilakukan secara insidental sampling.
3.4.Metode
Pengumpulan Data
Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan cara observasi langsung ke lokasi penelitian dan
mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disusun susuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan data
sekunder diperlukan untuk menunjang data primer yang diperoleh dari PPL, studi
kepustakaan, lembaga-lembaga atau instansi- instansi terkait seperti Dinas
Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang mendukung penelitian ini.
3.5.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam
pengumpulan data teknik yang digunakan adalah kuesioner, adalah sebuah daftar
pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan setiap
pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji
hipotesa (M. Nazir 1983:245).
3.6.
Jenis Dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Data primer
yaitu data yang dikumpulkan langsung dari responden yang meliputi
aktivitas-aktivitas kelompok tani beserta
program-program yang dilakukan.
b.
Data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan
penelitian ini. Lembaga atau instansi tersebut antara lain; BKKBN, kantor kecamatan,
kantor desa, kantor statistic dan lain-lain.
3.7.
Identifikasi Variable
Dalam
mengidentifikasi variable yang ada dalam penelitian ini hanya dibatasi yaitu
a.
Usaha tani
b.
Kelompok tani
c.
Biaya produksi
d.
Nilai produksi atau penerimaan
e.
Pendapatan
f.
Hamabatan
3.8.
Definisi Operasional Variabel
1.
Menurut Mubyarto (1977), Usaha tani
adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu yang
diperlukan untuk produksi pertanian.
2. Kelompok
tani adalah organisasi petani yang menjadi tempat timbal balik antara penyuluh
pertanian dengan petani.
3. Biaya
produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh petani dalam satu musim tanam yang terdiri dari biaya tetap
dan biaya variabel.
4.
Biaya tetap adalah biaya yang dibayarkan
maupun yang tidak dibayarkan oleh petani untuk usahataninya dengan jumlah yang
tetap berapapun hasil produksinya.
5.
Biaya variabel adalah biaya yang
dikeluarkan oleh petani untuk usahataninya dengan jumlah yang berubah-ubah
tergantung jumlah produksinya.
6.
Nilai produksi atau penerimaan yang
dimaksud dalam penelitian adalah jumlah produksi usahatani dikalikan dengan
harga yang berlaku di tingkat petani dan dinyatakan dalam satuan berat
(kwintal).
7.
Pendapatan adalah selisih antara
penerimaan yang diperoleh petani dari usahataninya dikurangi dengan total biaya
yang dikeluarkan untuk usahatani tersebut.
8.
Hamabatan yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dalam usahataninya baik
petani yang masuk kelompok tani maupun petani yang tidak masuk kelompok tani
sehingga menyebabkan kurang optimalnya kegiatan usahatani petani.
3.9.
Metode Analisis Data
Untuk mengetahui pendapatan bersih yang diterima petani pada
usaha taninya, dihitung dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan
(Boediono,1986:93):
NR = TR – TC
dimana
:
TR
= P x Q
TC
= TFC + TVC
Keterangan
:
NR =
Income (pendapatan) bersih yang diterima oleh petani yang masuk kelompok tani
dan petani yang tidak masuk kelompok tani.
TR =
Total revenue (total penerimaan), pendapatan kotor yang diterima oleh petani
yang masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelomppk tani.
TC
= Total cost (total biaya, terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap)
TC
= TFC + TVC
Dari rumus diatas, dapat diperoleh rumus sebagai berikut :
I = (P. Q) – (TFC + TVC)
Keterangan :
P
= Price (harga)
Q
= Quantity (jumlah produksi)
TFC = Total
Fixed Cost (jumlah biaya tetap)
TVC = Total
Variabel Cost ( jumlah biaya tidak tetap)
Analisis statisik dengan menggunakan
t- test
Rumus
ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara pendapatan
petani yang masuk kelompok tani dan petani yang tidak masuk kelompok tani.
X1 = pendapatan bersih rata-rata
petani yang masuk kelompok tani
X2 = pendapatan bersih rata-rata
petani yang belum masuk kelompok tani
n1 = jumlah petani pada usaha tani
yang masuk kelompok tani
n2 = jumlah petani pada usaha tani
yang tidak masuk kelompok tani
S
=
varian dari pendapatan petani yang masuk kelompok tani
S
=
varian dari pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani
Adapun langkah-langkah pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut:
H0 : X1 ≤ X2 ; artinya rata-rata
pendapatan petani yang masuk kelompok tani lebih kecil dan sama dengan petani
yang tidak masuk kelompok tani.
Hi : X1 > X2 ; artinya rata-rata
pendapatan petani yang masuk kelompok tani lebih besar dari petani yang tidak
masuk kelompok tani.
Menentukan Level Of Significance (α)
= 0,5 (5%)
Kriteria Pengujian
0 t(α;n1+n2-2)
|
H0 diterima apabila t- hitung ≤ t-
tabel
Ha diterima apabila t- hitung >
t- table
Kesimpulan
Apabila t- hitung ≤ t- tabel, maka
H0 diterima atau Ha ditolak artinya pendapatan petani yang masuk kelompok tani
lebih kecil dan sama dengan pendapatan petani yang tidak masuk kelompok tani,
dengan demikian hipotesa ditolak.
Apabila t- hitung > t- tabel,
maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya pendapatan petani yang masuk kelompok
tani lebih besar dari petani yang tidak masuk kelompok tani.